Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan muda
Perdarahan pervaginam
1. Abortus
2. Kehamilan Mola
3. Kehamilan Ektopik
Abortus
Abortus adalah berakhirnya kehamilan oleh akibat-akibat tertentu pada atau sebelum kehamilan 22 minggu atau buah kehamilan belum mampu hidup diluar kandungan.
• Abortus spontan, abortus yang terjadi secara alamiah tanpa intervensi luar untuk mengakhiri kehamilan tersebut.
• Abortus buatan, terjadi akibat intervensi tertentu yang bertujuan untuk mengakhiri proses kehamilan (abortus provokatus).
• Abortus infeksius, abortus yang disertai komplikasi infeksi. Penanganan dengan pengosongan uterus.
• Missed abortion, perdarahan disertai dengan retensi hasil konsepsi yang telah mati hingga 8 minggu atau lebih. Penanganannya dengan tindakan dilatasi.
Tabel 1. Tanda dan Penanganan Abortus Sesuai Jenisnya
Jenis Abortus
Tanda Penanganan
Iminen Flek (darah coklat)
Bed rest total
Insipien Ostium terbuka, darah +, nyeri
Dilatasi & kuterase
Inkomplit Darah -/+, nyeri, sebagian konsepsi keluar Digital, uterotonika & antibiotika
Komplit Hasil konsepsi keluar
Uterotoni
Kehamilan Mola
Suatu kehamilan dimana setelah fertilisasi, hasil konsepsi tidak berkembang menjadi embrio tetapi terjadi proliferasi dari vili korealis disertai dengan degenerasi hidropik. Tandanya adanya perdarahan, besar uterus tidak sesuai umur kehamilan, tidak ada tanda pasti hamil, keluar jaringan mola, kadar HCG positif, muka dan badan pucat kekuningan dan saat USG ada gambaran seperti badai salju. Penanganannya adalah evakuasi mola secepatnya dan periksa ulang secara teratur.
Kehamilan Ektopik
Kehamilan ektopik adalah kehamilan dimana setelah fertilisasi implantasi terjadi di luar endometrium kavum uteri, seperti di ovarium, serviks dan tuba fallopi.
Tanda dan gejalanya adalah HCG positif, amenorea, perdarahan vagina, nyeri abdomen bagian bawah, pucat/ anemi, kesadaran menurun dan lemah, syok hipovolemik, nyeri goyang porsio dan perut kembung. Penanganannya dilakukan stabilisasi dengan merestorasi cairan tubuh dengan larutan kristaloid dan tindakan operatif.
Hipertensi gravidarum
Hipertensi dalam kehamilan berarti bahwa wanita telah menderita hipertensi sebelum hamil atau disebut pre eklamsia tidak murni. Hipertensi dalam kehamilan sering dijumpai dalam klinis, yang terpenting adalah menegakkan diagnosis seawal mungkin.
Tabel 2. Klasifikasi Hipertensi Menurut JNC VII (2003)
Klasifikasi
Sistolik Diastolik
Normal
< 120 < 180
Pre hipertensi
120 – 139 80 – 89
Hipertensi stadium I
140 – 159 90 – 99
Hipertensi stadium II
>= 160 >= 10
Definisi hipertensi dalam kehamilan menurut WHO :
• Tekanan sistol ? 140 atau tekanan diastol ? 90 mmHg.
• Kenaikan tekanan sistolik ? 15 mmHg dibandingkan tekanan darah sebelum hamil atau pada trimester pertama kehamilan.
Klasifikasi
• Hipertensi Essensial – Hipertensi terjadi sebelum kehamilan atau pada 20 pekan pertama kehamilan yang menetap sampai 12 pekan pasca persalinan.
• Hipertensi Gestasional – Kenaikan tekanan darah diatas normal pada waktu kehamilan tanpa terjadi proteinuria, dan kembali normal dalam 12 pekan pasca persalinan.
• Pre-Eklampsia dan Eklampsia – Hipertensi ringan sampai berat dengan proteinuria (>0,3 gr dalam 24 jam). Jika tidak ada proteinuria, tersangka preeklampsia bila terjadi kenaikan tekanan darah dan ada keluhan sakit kepala, gangguan penglihatan, nyeri perut. Pada pemeriksaan laboratorium didapatkan kadar creatinin serum >1,2 mg/dl, jumlah trombosit < 100.000 sel /mm3, anemia hemolitik dan kenaikan SGOT, SGPT.
• Pre-Eklampsia dengan Hipertensi Kronik – Pre eklampsia yang terjadi pada penderita hipertensi esensial.
Penatalaksanaan hipertensi dalam kehamilan dengan memberikan obat anti hipertensi antara lain Methyldopa, Labetalol, Nifedipin SR dan Hydralazine.
Nyeri perut bagian bawah
Nyeri perut/ abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan normal adalah normal. Nyeri abomen yang menunjukkan masalah yang mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap, dan tidak hilang meskipun telah istirahat. Hal ini bisa terjadi pada apendisitis, kehamilan ektopik, abortus, penyakit radang pelvik, persalinan preterm, gastritis, penyakit kantong empedu, solusio plasenta, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
Tanda-tanda dini bahaya/ komplikasi ibu dan janin masa kehamilan lanjut
Perdarahan per vaginam
Perdarahan per vaginam pada kehamilan lanjut terjadi setelah kehamilan 28 minggu. Perdarahan antepartum dapat berasal dari kelainan plasenta (plasenta previa, solusio plasenta atau perdarahan yang belum jelas sebabnya) dan bukan dari kelainan plasenta (erosi, polip, varises yang pecah).
Plasenta Previa
Adalah keadaan dimana plasenta berimplantasi pada tempat abnormal yaitu pada segmen bawah rahim sehingga menutupi ostium uteri internal. Tanda dan gejalanya adalah perdarahan tanpa nyeri atau perdarahan dengan awitan mendadak. Penanganannya adalah dengan terapi pasif yaitu jangan melakukan periksa dalam, lakukan USG, evaluasi kesejahteraan janin, rawat inap/ tirah baring atau terapi aktif dengan mengakhiri kehamilan
Solusio Plasenta
Adalah suatu keadaan dimana plasenta yang letaknya normal terlepas dari pelekatannya sebelum janin lahir, terjadi pada umur kehamilan diatas 22 minggu atau berat janin 500 gram. Tanda dan gejalanya adalah uterus seperti papan, nyeri abdomen yang hebat dan tidak dapat tertahankan, nyeri punggung, kolik, kontraksi hipertonik, nyeri tekan pada uterus, DJJ dapat normal/ tidak normal, gerakan janin tidak stabil, perdarahan tersembunyi dan syok. Penanganannya adalah atasi syok dan anemia, tindakan operatif (SC atau partus pervaginam).
Keluar cairan per vaginam
Cairan pervaginam dalam kehamilan normal apabila tidak berupa perdarahan banyak, air ketuban maupun leukhore yang patologis.
Penyebab terbesar persalinan prematur adalah ketuban pecah sebelum waktunya. Insidensi ketuban pecah dini 10 % mendekati dari semua persalinan dan 4 % pada kehamilan kurang 34 mg.
Penyebab : serviks inkompeten, ketegangan rahim berlebihan (kehamilan ganda, hidramnion), kelainan bawaan dari selaput ketuban, infeksi. Penatalaksanaan : pertahankan kehamilan sampai matur, pemberian kortikosteroid untuk kematangan paru janin, pada UK 24-32 minggu untuk janin tidak dapat diselamatkan perlu dipertimbangkan melakukan induksi, pada UK aterm dianjurkan terminasi kehamilan dalam waktu 6 jam sampai 24 jam bila tidak ada his spontan.
Gerakan janin berkurang
Gerakan janin berkurang bisa disebabkan oleh aktifitas ibu yang berlebihan sehingga gerak janin tidak dirasakan, kematian janin, perut tegang akibat kontraksi berlebihan ataupun kepala sudah masuk panggul pada kehamilan aterm.
Kematian janin
Merupakan komplikasi kehamilan yang berat.
Penyebab umum : abnormalitas kromosom, malformasi kongenital. Infeksi, penyebab imunologi dan komplikasi penyakit maternal.
Temukan pada saat pengkajian : gerakan janin menghilang, DJJ tidak terdengar, keluar flek disertai nyeri, kontraksi uterus dan penipisan serviks, janin lahir mati dan kurus. Penanganan : akhiri kehamilan dengan induksi bila tidak terjadi persalinan spontan.
Referensi
Manuaba, IBG, 1998. Ilmu Kebidanan, Penyakit Kandungan, dan Keluarga Berencana Untuk Bidan. EGC. Jakarta.
Mochtar, 1998. Sinopsis Obstetri Jilid 1. EGC. Jakarta.
Pusdiknakes, 2001. Buku 2 Asuhan Antenatal.
Sarwono, 2000. Buku Acuan Nasional Pelayanan Kesehatan Maternal Dan Neonatal. Yayasan Bina Pustaka. Jakarta.
Scott, J. 2002. Buku Saku Obstetri Ginekologi. Jakarta: Widya Medika.
Tulisan Sejenis :
1. Pertumbuhan Janin dalam Kandungan
2. Kunjungan Ulang Antenatal
3. Tanda Bahaya Trimester I
4. Plasenta Previa
5. Diagnosis Kehamilan
A. Pengertian Tanda-Tanda Bahaya Pada Kehamilan
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya. Tanda-tanda bahaya ini dapat terjadi pada awal kehamilan (hamil muda) atau pada pertengahan atau pada akhir kehamilan (hamil tua). Tanda-tanda bahaya ini, jika tidak segera dilaporkan dapat mengakibatkan sesuatu yang lebih parah. Segera ke petugas kesehatan bila terdapat tanda-tanda bahaya seperti di bawah ini.
Berdasarkan penilitian, telah diakui saat ini bahwa setiap kehamilan dapat memiliki potensi dan membawa risiko bagi ibu. WHO memperkirakan sekitar 15% dari seluruh wanita hamil akan berkembang menjadi komplikasi yang berkaitan dengan kehamilannya dan dapat mengancam jiwanya. Bidan sebagai pemberi pelayanan kebidanan akan menemukan wanita hamil dengan komplikasi-komplikasi yang mungkin dapat mengancam jiwa. Oleh karena itu, bidan harus dapat mendeteksi sedini mungkin terhadap tanda-tanda bahaya pada ibu hamil yang mungkin akan terjadi, karena setiap wanita hamil tersebut beresiko mengalami komplikasi. Yang sudah barang tentu juga memerlukan kerjasama dari para ibu-ibu dan keluarganya, yang dimana jika tanda-tanda bahaya ini tidak dilaporkan atau tidak terdeteksi, dapat mengakibatkan kematian ibu. Oleh karena itu jika ibu-ibu menemukan tanda-tanda yang disebutkan di bawah ini segeralah melapor kepada petugas kesehatan.
B. Tanda-Tanda Dini Bahaya/Komplikasi Ibu dan Janin Pada Masa Kehamilan lanjut
Tanda-tanda bahaya yang harus diwaspadai selama kehamilan antara lain:
1. Perdarahan lewat jalan lahir
2. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
3. Perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur)
4. Nyeri/ sakit perut yang hebat
5. Bengkak pada muka dan tangan
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
1. Perdarahan lewat jalan lahir
• Pada awal kehamilan, ibu mungkin akan mengalami perdarahan yang sedikit (spotting) di sekitar waktu pertama terlambat haid. Perdarahan ini adalah perdarahan implantasi (penempelan hasil konsepsi pada dinding rahim) dan ini normal terjadi. Pada waktu yang lain dalam kehamilan, perdarahan ringan mungkin terjadi pertanda servik yang rapuh (erosi). Perdarahan semacam ini mungkin normal atau mungkin suatu tanda adanya infeksi.
• Pada awal kehamilan, perdarahan yang tidak normal adalah perdarahan yang banyak, merah atau disertai nyeri. Perdarahan ini dapat berarti keguguran, kehamilan mola (hamil anggur) atau kehamilan ektopik (kehamilan di luar rahim).
• Pada kehamilan lanjut, perdarahan yang tidak normal adalah merah, banyak dan berulang, disertai atau tidak diserati rasa nyeri. Perdarahan ini dapat berarti plasenta previa (plasenta meutupi jalan lahir) atau solusio plasenta.
2. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
• Sakit kepala bisa terjadi selama kehamilan, dan seringkali merupakan ketidaknyamanan yang normal dalam kehamilan.
• Sakit kepala yang menunjukkan suatu masalah serius adalah sakit kepala yang hebat, menetap dan tidak hilang dengan beristriahat. Kadang-kadang, dengan sakit kepala yang hebat tersebut, ibu mungkin menemukan bahwa penglihatannya menjadi kabur atau berbayang. Sakit kepala yang hebat dalam kehamilan adalah gejala dari pre eklampsia.
3. Perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur)
• Karena pengaruh hormonal, ketajaman penglihatan ibu dapat berubah dalam kehamilan. Perubahan ringan adalah normal.
• Masalah visual yang mengindikasikan keadaaan yang mengancam jiwa adanya perubahan visual (penglihatan) yang mendadak, misalnya pandangan kabur atau ada bayangan.
• Perubahan penglihatan ini mungkin disertai dengan sakit kepala yang hebat dan mungkin suatu tanda dari pre eklampsia.
4. Nyeri abdomen yang hebat
• Nyeri abdomen yang tidak berhubungan dengan persalinan adalah TIDAK NORMAL.
• Nyeri abdomen yang mengindikasikan mengancam jiwa adalah yang hebat, menetap dan tidak hilang setelah beristirahat, kadang-kadang dapat disertai dengan perdarahan lewat jalan lahir.
• Hal ini bisa berarti appendicitis (radang usus buntu), kehamilan ektopik (kehamilan di luar kandungan), aborsi (keguguran), penyakit radang panggul, persalinan preterm, gastritis (maag), penyakit kantong empedu, solutio placenta, penyakit menular seksual, infeksi saluran kemih atau infeksi lain.
5. Bengkak pada muka dan tangan
• Hampir separuh dari ibu-ibu hamil akan mengalami bengkak yang normal pada kaki yang biasanya muncul pada sore hari dan biasanya hilang setelah beristirahat atau dengan meninggikan kaki lebih tinggi daripada kepala.
• Bengkak dapat menjadi masalah serius jika muncul pada wajah dan tangan, tidak hilang setelah beristirahat dan disertai dengan keluhan fisik lain. Hal ini dapat merupakan pertanda dari anemia, gangguan fungsi ginjal, gagal jantung ataupun pre eklampsia.
• Gejala anemia dapat muncul dalam bentuk oedema (bengkak) karena dengan menurunnya kekentalan darah pada penderita anemia, disebabkan oleh berkurangnya kadar hemoglobin (Hb, sebagai pengangkut oksigen dalam darah). Pada darah yang rendah kadar Hb-nya, kandungan cairannya lebih tinggi dibandingkan dengan sel-sel darah merahnya.
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa
• Ibu hamil mlai dapat merasakan gerakan bayinya pada usia kehamilan 16-18 minggu (multigravida, sudah pernah hamil dan melahirkan sebelumnya) dan 18-20 minggu (primigravida, baru pertama kali hamil). Jika bayi tidur, gerakannya akan melemah. Bayi harus bergerak paling sedikit 3 kali dalam periode 3 jam (10 gerakan dalam 12 jam).
• Gerakan bayi akan lebih mudah terasa jika ibu berbaring/beristirahat dan jika ibu makan dan minum dengan baik.
KESIMPULAN
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan adalah tanda-tanda yang terjadi pada seorang Ibu hamil yang merupakan suatu pertanda telah terjadinya suatu masalah yang serius pada Ibu atau janin yang dikandungnya.
Tanda-tanda bahaya pada kehamilan lanjut adalah
1. Perdarahan lewat jalan lahir
2. Sakit kepala yang hebat, menetap yang tidak hilang
3. Perubahan visual (penglihatan) secara tiba-tiba (pandangan kabur)
4. Nyeri/ sakit perut yang hebat
5. Bengkak pada muka dan tangan
6. Bayi kurang bergerak seperti biasa