Minggu, 27 Mei 2012

Diskriminasi Gender

A.    Diskriminasi Gender
Bentuk-bentuk diskriminasi gender adalah :
1.    Marjinalisasi:   
Proses peminggiran atau penyisihan yang mengakibatkan perempuan dalam keterpurukan. Bermacam pekerjaan membutuhkan keterampilan laki-laki yang banyak memakai tenaga sehingga perempuan tersisihkan. Atau sebaliknya beberapa pekerjaan yang membutuhkan ketelitian, ketekunan sehingga peluang keria bagi laki-laki tidak ada. Contoh:
a.    Design teknologi terbaru diciptakan untuk laki-laki, dengan postur tubuh sesuai untuk laki-laki.
b.    Mesin-mesin yang digerakkan membutuhkan tenaga laki-laki.
c.    Baby sitter adalah Perempuan.
d.    Perusahaan garmen banyak membutuhkan perempuan.
e.    Direktur banyak oleh laki-laki.

2.    Sub ordinasi :
Kedudukan salah satujenis kelarnin dianggap lebih penting dari pada jenis kelamin sebaliknya.
a.    Persyaratan melanjutkan studi untuk istri harus ada ijin suami.
b.    Dalam kepanitiaan perempuan paling tinggi padajabatan sekretaris.

3.    Pandangan stereotipe:
Adalah penandaan atau cap yang sering bermakna negatif.
a.    Pekerjaan di rumah seperti mencuci, memasak, membersihkan rumah diidentikkan dengan pekerjaan perempuan atau ibu rumah tangga.
b.    Laki-laki sebagai pencari nafkah yang utama, harus diperlakukan paling istimewa di dalam rumah tangga, misalnya yang berkaitan dengan makan.

4.    Kekerasan:
a.    Swami memperketat istri dalam urusan ekonomi keluarga.
b.    Suami melarang istri bersosialisasi di masyarakat.
c.    Istri mencela pendapatan suami di depan umum.
d.    Istri merendahkan martabat suami di hadapan masyarakat.
e.    Suami membakar, memukul istri.

5.    Beban kerja :
Beban kerja yang dilakukan oleh jenis kelamin tertentu lebih banyak. Bagi perempuan di rumah mempunyai beban kerja lebih besar dari pada laki-laki, 90% pekerjaan domestik/rumah tangga dilakukanoleh perempuan belum lagi jika dijumlahkan dengan bekerja di luar rumah.

Pengurusutamaan Gender menurut Kantor Menteri Negara Pemberdayaan Perempuan.
Pengarusutamaan gender (gender mainstreaming): strategi untuk mencapai kesetaraan dan keadilan gender.
Landasan pengarusutamaan gender adalah Inpres No. 9 tahun 2000 khususnya bagi jajaran pemerintah. Adapun penjelasannya sebagai berikut:
Prinsip pengarusutamaan gender
a.    Pluralistik yaitu dengan menerima keragaman budaya.
b.    Bukan pendekatan konflik, yaitu dalam menghadapi permasalahan tidak membedakan antara laki-laki dan perempuan.
c.    Sosialisasi dan advokasi. Memperluas informasi bagi masyarakat umum dan melakukan kegiatan-kegiatan untuk memperkokoh kesetaraan dan keadilan gender.
d.    Menjunjung nilai HAM dan demokrasi.

Cakupan dan batasan pengarusutamaan gender dalam kebijakan dan program sektoral:
a.    Mengikutsertakan permasalahan gender dalam pembangunan.
b.    Mengintegrasikan gender dalam pembangunan.
c.    Mengikutsertakan gender dalam desain, pelaksana perencanaan dan program sektoral.
d.    Pengakuan adanya suatu arus utama dalam gagasan keputusan, penyebaran sumber daya dilakukan dengan pencapaian tujuan pembangunan.
e.    Tidak sekedar memadukan isu gender ke dalam arcs utama, tetapi
    mengubah arus utama yang responsif dan kondusifpada tujuan
    kesetaraan dan keadilan gender dalam pembangunan.
Pengarusutamaan gender tercermin dan terpadu dalam empat fungsi utanla manajemen program setiap instansi, lembaga maupun organisasi, yaitu dalam perencanaan dengan menyusun pernyataan atau tujuan yang jelas bagi laki-laki dan perempuan, pelaksanaan dengan memastikan adanya strategi yang berpengaruh baik bagi perempuan, pemantauan dengan mengukur kemajuan pelaksanaan program, dan penilaian dengan memastikan status perempuan maupun laki-laki menjadi lebih baik dengan program tersebut.

Tujuan dan sasaran pengarusutamaan gender
Tujuan tercantum dalam Panduan pelaksanaan Inpres No. 9 tahun 2000 yaitu :
a.    Membentuk rnekanisme untuk formuiasi kebijakan dan program yang responsif gender.
b.    Memberi perhatian khusus pada kelompok-kelompok yang mengalami marginalisasi sebagai dampak dari bias gender
c.    Meningkatkan pernahaman dan kesadaran sernua pihak baik pemerintah maupun non pemerintah sehingga mau melakukan tindakan yang sensitifgender di bidang masing-masing.

Sasaran pengarusutamaan gender
Sasaran utama adalah organisasi pererintah dari pusat sampai ke lapangan yang berperan dalam membuat kebijakan, progam dan kegiatan. Selain itu organisasi swastn, organisasi profesi, keagamaan dan lain-lain dimana mereka sangat dekat dan terjun langsung paling depan berhadapan dengan masyarakat.

Budaya yang berpengaruh terhadap gender
Kondisi yang diciptakan atau direkayasa oleh nonna (adat-istiadat) yang membedakan peran dan fungsi laki-laki dan perempuan yang berkaitan dengan kernampuan. Adapun beberapa contoh budaya yang berpengaruh pada gender misalnya:
a.    Masyarakat di Indonesia khususnya di Jawa menganut budaya patriaki, dimana seorang kepala keluarga adalah laki-laki sehingga laki-laki dicap sebagai orang yang berkuasa di keluarga. Budaya patriaki bisa mengakibatkan anggapan bahwa kesehatan reproduksi adalah masaiah perenmpuan sehingga berdalnpak kurangnya partisipasi, kepedulian laki-laki dalam kesehatan reproduksi. KB hanya dianggap masalah perempuan sphingga sangat kecil akseptor KB laki-laki.

b.    Di Jawa ada pepatah bahwa perempuan di dalam rurnah tangga sebagai kasur, sumur, dapur. Sehingga perempuan di dalam keluarga hanyalah melayani suami, kedudukannya lebih rendah dari laki-laki.
c.    Perlakuan orang tua kepada anaknya sejak bayi dibedakan antara laki-laki dan perempuan dengan memberikan perlengkapan bayi warna biru untuk laki-laki, perlengkapan bayi wama pink untuk perempuan.
d.    Pengaruh pengasuhan. Thu banyak mengurus hal yang berkaitan fisik anak sedangkan ayah cenderung pada interaksi yang bersifat permainan dan diberi tanggung jawab untuk menjamin bahwa anak laki-laki dan anak perempuan menyesuaikan dengan budaya yang ada. Ayah lebih banyak terlihat dalam sosialisasi dengan anak laki-laki dari pada perempuan. Banyak orang tua membedakan permainan bagi anak laki-laki dan perempuan. Permainan anak laki-laki cenderung agresif. Pada masa remaja orang tua lebih nengij inkan anak laki-laki mereka cenderung lebih bebas dari pada anak perempuan dengan mengijinkan mereka pergi jauh dari rumah.

e.    Pengaruh teman sebaya. Anak-anak yang meaakukan kegiatan-kegiatan dengan teman sebaya lebih cenderung dihargai oleh sesama jenis teman mereka. Begitu pula anak perempuan. Sedang anak perempuan yang 'tomboy' dapat bergabung dengan teman laki-laki, tapi tidak berlaku bagi anak laki-laki yang bergabung dengan teman perempuan. lni mencennuikan tekanan penggolonganjenis kelamin yang lebih besar oleh masyarakat kit,. pada anak laki-laki.
f.    Pengaruh sekolah dan guru. Banyak buku-buku di sekolah yang bias gender. Guru membedakan membimbingnya antara murid laki-laki dan perempuan. Buku-buku pelajaran memberigambaran pekerjaan perempuan dirumah, sedans laki-laki sebagai pekerja kantoran.
g.    Pengaruh media. Pesan-pesan di media tentang apa yang dilakukan laki-laki dan perempuan banyak yang bias gender. Banyak media mengekspose ibu di rumah mengurus anak dan rumah tangga. sedangkart ayah bekerja di kantor. Banyak iklan oleh perempuan tentang kosmetik., kebersihan, mencuci. Sedangkan laki-laki mengiklankan mobil, direktur, eksekutifmuda.
h.    Pengaruh kognitif. Teori perkembangan kognitif Penentuan gender (gender typing) pada anak-anak terjadi setelah mereka mengembangkan suatu konsep tentang gender. Sekali mereka secara konsisten menyadari diri mereka sebagai anak laki-laki atauperempuan, anak-anak sering n,engor anisasikan diri mereka atas
    dasar gender.

B.     Seksualitas dan Gender
Seksualitas adalah maksud dan motif dalam diri manusia. Seksualitas adalah hasrat (desire) dan keinginan (want) yang saling tumpang tindih dengan aspek-aspek lain dalam kehidupan. Seksualitas meliputi hak-hak manusia untuk menentukan pilihan-pilihan atas isu-isu yang intim dan menantang. Termasuk orientasi seksual, perilaku dan praktik seksual, pemilihan kontrasepsi, mempunyai anak (Hidayana M Irwan, dkk, 2004).

Organ reproduksi
1.    Organ reproduksi pria
Sistem reproduksi pria sebagian besar berada di luar tubuh. Adapun organ-organ reproduksi pria meliputi:
a.    Penis
Merupakan organ penting dalam hubungan seksual untuk menghantarkan sperma ke dalam vagina. Terdiri dari lapisan kavemosa yang dapat ereksi/tegang, membes^r pada saat terangsang untuk hubung. seksual. Glans penis merupakan bagian yang sensitif dalam perangsangan seksual.

b.    Testis
Testis dilapisi kantong skrotum. Disebut juga sebagai buah pelir/buah zakar. Merupakan organ yang menghasilkan spermatozoa (cikal bakal sperma) dan hormon testosteron. Fungsi kantong skrotum yang longgar bermanfaat untuk pengaturan suhu dalam melindungi spermatozoa terhadap perubahan suhu panas maupun dingin karena spermatozoa tidak tahan terhadap perubahan suhu.

c.    Epididimis
Organ yang berbentuk saluran dengan ukuran sekitar 45-50 cm yang berfungsi sebagai wadah untuk pernatangan spermatozoa sehingga siap untuk konsepsi/pembuahan.


d.    Kelenjar prostat
Kelenjar ini menghasilkan cairan yang menyertai keluarnya sperma pada saat ejakulasi dalam hubungan seksual.

e.    Vas deferens
Merupakan organ kelanjutan. epididimis yang menyalurkan sperma matur ke vesika seminalis untuk ditampung sementara sebelum terjadi hubungan seksual. Organ ini pada sterilisasi pria yang diikat/dipotong.


f.    Sperma dan semen
Sperma terdiri dari dua bagian, kepala dan ekor. Pada kepala terdapat nucleus yang akan masuk ke dalam ovum saat pembuahan. Bagian ekor merupakan bagian yang menggerakkan spenna dari vagina agar dapat mencapai ampula tuba untuk bertemu dengan ovum. Cairan yang menye_rtai sperma dinar takan semen.


Dalam keadaan normal sekali ejakulasi terdapat cairan semen 2-5 cc, yang terdiri dari 60% cairan vesika seminalis, 30% cairan prostat, 10% sperma, dan cairan bulbouretra. Jumlah sperma dalam semen 50 sampai 120 juta sperma/mL. Jikajumlah sperma kurang dari 20-25 juta sperma/mL dapat berhubungan dengan kemandulan/ infertilitas.

2.    Organ reproduksi wanita
1.    Genetalia eksterna
a)    Vulva
Merupakan suatu daerah yang menyelubungi vagina. Vulva terdiri dari mops pubis, labia mayora, labia minora, clitoris, hymen, vestibulum, orificium urethrae externum, kelenjar-kelenjar pada dinding vagina.

b)    Mons pubis/mons veneris
Merupakan lapisan lemak di bagian depan simfisis pubis, yangmana tertutup oleh rambut pubis mulai usia remaja sebagai pertanda seksualitas sekunder.

c)    Labia mayora
Lapisan lemak dengan bentuk lipatan seperti bibir. Labia mayora terdapat banyak ujung saraf sehingga sensitif saat fase-fase hubungan seks.

d)    Labia minora
Labia minora merupakan lipatan jaringan tipis sebelah dalam dari labia mayora dan merupakan jalan masuk ke vagina. Banyak terdapat pembuluh darah, otot polos dan ujung serabut saraf sehingga merupakan bagian yang sensitif

e)    Clitoris
Merupakan organ kecil yang terdiri dari korpus yangmana banyak pembuluh darah dan ujung serabut Sara f, sangat sensitif dan berperan besar dalarn fungsi seksual dalam mencapai orgasme. Ketika fase perangsangan klitoris akan membesar dan menonjol. Identik dengan penis pada pria. Ukuran sebesar kacang polong, terdapat reseptor androgen pada klitoris.


f)    Vestibulum
Bagian atas dibatasi oleh klitoris, bagian bawah fourchet, dan batas bagian lateral labia minora. Berasal dari sinus urogenital. Pada bagian mi i terdapat 6 lubang/orificium yaitu orificium urethrae externum, introitus vaginae, ductus glandulae, bartholinii kanan-kid dan duktus skene kanan- kiri. Kelenjar-kelenjar ini akan mengeltlarkan cairan pada saat fase perangsangan dalatu hubungan seks sehingga memudahkan penetrasi penis.

g)    Introitus/orificium vagina
Merupakan bagiannubang vagina. Beberapa milimeter lebib ke dalam tertutup lapisan tipis bermukosa yaitu selaput dara/hymen pada waktu masih perawan. Hymen normal terdapat lubang kecil untuk aliran darah menstruasi, dapat berbentuk bulan sabit, bulat, oval, cribiformis, septum atau fimbriae. Hymen dapat robek setelah coitus atau trauma lain, dan bentuk lubang menjadi tidak beraturan dengan robekan.

h)    Perineum
Daerah antara tepi bawah vulva dengan tepi depan anus. Batas otot-otot diafragma pelvis.

2.    Genetalia interna
a)    Vagina
Saluran yang elastis, berbentuk tabung panjang sekitar 9-11 cm, berawal dari intruitus vagian dan berakhir pada rahim. Vagina yang menjorok di sekitar cervix uteri disebut fornix, yang dibagi dalam 4: fornix anterior, fornix posterior, dan fornix lateral kanan dan kiri. Vagina mempunyai ftingsi penting sebagai jalan lahir lunak, sebagai tempat hubungan seksual yangmana sebagai tempat penetrasi penis melalui intruitus vagina dan saluran untuk mengalirkan lendir dan darah menstruasi lendir vagina banyak mengandung glikogen yang dapat dipecah oleh bakteri doderlein, sehingga cairan vagina bersifat asam.

b)    Uterus
Merupakan organ muskular berbentuk seperti buah pir yang terbalik, dilapisi peritoneum (serosa), dengan berat sekitar 30 gram. Selama kehamilan uterus berfungsi sebagai tempat implantasi hasil konsepsi yang mana bagian yang paling sering untuk implantasi adalah fundus uteri.

c)    Serviks uteri
Serviks uteri merupakan bagian terbawah uterus. Portio merupakan bagian terendah dari rahim/uterus yang menonjol ke dalam vagina.

d)    Salping/Tuba falopii
Tuba fallopii merupakan organ saluran sel telur/ovl rm.

e)    Ovarium
Ovarium merupakan organ berbentuk oval, terletak di dalam rongga peritoneum, terdiri dari sepasang kiri-kanan. Ovarium dilapisi mesovariurn, sebagai jaringan ikat dan jalan pembuluh darah dan saraf. Terdiri dari korteks dan medula. Ovarium berfungsi dalam pembentukan dan pernatangan folikel primordial menjadi folikel degraf, selanjumya tedadi ovulasi. Ovarium iuga mensintesis dan nzenLhasilkan sekresi fiorn;on honnun steroid,,"aitu esterogen :tan progesteron.

3.    Mammae/payudara
Mammae bukan merupakan organ reproduksi, namun berperan penting dalam perangsangan / excitement phase hubungan seksual.

Fase hubungan seksual
1.    Excitement phase
Fase ini disebutjuga fase perangsangan. Stimulasi bisa berasal dari penglihatan, pendengaran suara-suaratertentu, perabaan, penciuman bau/ aroma tertentu sehingga pesan stimulasi tersebut disampaikan ke syaraf pusat sehingga menimbuilkan rangsangan seksual. Perangsangan ini tergantung pada status emosional dan mental seseorang. Perangsangan dilakukan dengan Baling merayu, mencium, membelai, memijat diantara pasangan.

Perangsangan paling efektif pada daerah-daerah erotik. Daerah erotik perlu diketahui oleh masing-masing pasangan. Adapun daerah erotik bagi wanita antara lain bibir, belakang telinga, leher, dada, mammae, perut, paha bagian dalam, klitoris. Adapun bagi laki-laki antara lain: bibir, dad' puting, perut bagian bawah, penis. Fase ini sangat perlu diperhatikan terutama pada masa menopause dan klimakterium karena lendir vagina yang berkurang, sehingga perlu lebih lama. Pada perempuan perubahan pada genitalia extema: vasodilatasi labia mayora, labia minora membesar terjadi vasodilatasi. Banyak aliran darah dan tei jadi vasodilatasi, warna menjadi violet atauhiperemi, klitoris bertambah besardan makin menonjol. Uterus lebih vertikal. Pada mammae : puting tegang, ukuran bertambah besar. Tekanan darah, nadi, pernafasan, meningkat. Sedangkan pada laki-laki, perubahan pada genetalia antara lain terj adi ereksi beberapa menit setelah perangangan seksual dan testis membesar. Tekanan darah, nadi, pemafasan, meningkat.

2.    Plateau phase
Fase ini disebutjuga fase dataran tinggi akibat perangsangan yang dilakukan secara terus menerus. Bagi perempuan akan semakin banyak mengeluarkan lendir serviks. Uterus terdorong ke atas. Marnmae semakin membesar. Tanda-tanda vital seperti tensi, nadi, pernafasan meningkat. Pada laki-laki tekanan darah, nadi, pernafasan, meningkat. Ereksi terns terjadi. Testis terus membesar, keluar cairan yang berasal dari glandula cowperi.

3.    Orgasmic phase
Fase orgasme bagi perempuan bisa terjadi berulang dalam satu kali hubungan seksual. Bagi perempuan ditandai dengan kontraksi ritmik otototot panggul, spinter dan uterus, vagina bagian belakang membentuk kolam untuk tempat ejakulasi yaitu sperma dan semen. Pada pria ditandai dengan ejakulasi, yaitu keluarnya sperma.
4.    Resolution phase
Berangsur-angsur dalam peredaan. Keadaan kembali seperti semula sebelum perangsangan.

Masalah yang berkaitan dengan seksualitas:
1.    Disfungsi seksual, antara lain karena kurang hasrat seks, gangguan orgasme, gangguan seksual akibat penyakit sistemik/obat-obatan, rasa sakit saat berhub n Lan. Kurang hasrat seksual penyebabnya sangat banyak diantaranya stress akibat beban pekerjaan, nutrisi kurang adekuat, timbulnya penyakit baik akut amupun kronis atau mempunyai bayi baru, merasa khawatir atau segan bila timbal suara-suara sehingga dapat didengarkan oleh orang lain karena masih tinggal bersama orang tua dan keluarga, tidak suka dengan pasangan hidupnya, ketakutan bila tejadi hamil atau ketakutan bila tidak terjadi hamil, takut tertular IMS. Gangguan seksual pada laki-laki antara lain impotensi, yaitu ketidakmampuan untuk ereksi; terjadinya ejakulasi prekok, yaitu keluarnya sperma sebelum terjadinya penetrasi/masuknya penis ke dalam vagina. Penyebabnya antara lain, psikologis, pengaruh obat-obatan, penyakit kronis, gangguan pada syaraf tulang belakang. Gangguan orgasme pada wanita dengan gej ala adanya keterlambatan berulang atau tidak dapat mencapai orgasme setelah fase excitement secara normal. Pada umumnya terjadi pada sebagian besar wanita muda danwanitayang kurang pengalamanseksual. Dapat juga terjadi pada wanita yang mengalami penyakit kroriis dan depresi. Rasa sakit saat berhubungan disebutjuga dispareunia disebabkan oleh adanya kecemasan, stress ataupun kurang vase excitement atau perangsangan sehingga vagina belum banyak terdapat lendir, istri merasa ma? bersalah atau tidak ingin melakukannya, adanya infeksi vagina atau perut bagian bawah, kemungkinan perempuan yang pernah disimat atau sirkumsisi.
2.    Perilaku penyimpangan seksualitas, antara lain:
a)    Exhibitionisme Seorang yang senang memperlihatkan kemaluannya sehingga dia merasa puas.
b)    Fetishisme Seseorang yang suka menyimpan barang wanita, contohnya pakaian dalam wanita.
c)    Masochisme. Seorang laki-laki yang meminta istrinya memukuli atau memaki terlebih dahulu sebelum berhubungan seksual untuk mendapatkan kepuasan.
d)    Sadisme  Seorang laki-laki yang mendapatkan kepuasan seksual dengan menyiksa pasangannya terlebih dahulu.
e)    Scoptophilia Seseorang yang mendapatkan kepuasan seks dengan cara melihat orang lain yang berhubungan seks atau melihat kemaluan onuig lain
f)    Veyeurisme Orang yang senang mengintip perempuan yang sedang mandi.
g)    Transvestisme. Seseorang yang senang memakai pakaian dalar patnernya.
h)    Pedophilia Perilaku senang berhubungan seksual dengan anak-anak  dibawah umur.
i)    Bestility Seseorang yang suka berhubungan seksual dengan binatang, misalnya babi, kambing, mulut ikan pari, dll.
j)    Zoophilia Senang melihat binatang yang sedang bersetubuh.
k)    Nekrofilia Seseorang yang melakukan hubungan seksual dengan mayat.
l)    Onani/masturbasi Memakai sesuatu untuk kepuasan seksual. Onani pada laki-laki, masturbasi pada perempuan, misal dengan bantal, benda-benda tumpul, buah d11.

Seksualitas dan gender
Deklarasi Cairo tahun 1994 pasal VII butir 7.34 menyatakan bahwa seksualitas dan hubungan gender saiing berkaitan dan bersama-sama mempengaruhi kemampuan laki-laki dan perempuan untuk mencapai dan mempertahankan kesehatan seksual dan mengelola kehidupan reproduksi mereka.
Orientasi seks adalah kecenderungan seseorang untuk melakukan pilihan seksualitasnya. Orientasi seks seseorang merupakan fenomena kodrati atau basil konstruksi sosial. Kodrati berarti tidak bisa diubah, sedang kontruksi social bisa diubah karena sangat terkait dengan kondisi sosial dan budaya tertentu. Orientasi seks dipengaruhi oleh seks dan gender. Hal ini mengandung makna bahwa seseorang mempunyai kecenderungan sebagai seorang gay. lesbian atau hetero seksual didorong oleh seks atau gendernya. Untuk itu sangat perlu diperhatikan apa motif, kekuatan pendorong (driving force) dari orientasi seks seseorang sehingga lebih objektifdalam memandang masalah ini.

Determinan biologis berupa kelainan hormon sehingga menjadikan seseorang berperilaku gay, lesbian. Perilaku seperti ini diluar kekuasaan manusia. Kita tidak bisa memberikan keputusan apa-apa kecuali melihat dari sudut pandang kekuasaan Tuhan sampai ada penemuan baru yang mampu mempengaruhi susunan hormon seseorang sehingga orientasi seksnya berubah. Sedangkan Orientasi seseorang yang didorong dari faktor non biologis, misalnya faktor sosial, budaya, politik, ekonomi, maka hal ini sama dengan gender. Gender mengubah orientasi seks seseorang dari orientasi seks yang normal menjadi orientasi seks yang menyimpang. Hal ini menyalahi kodrat pemberian Tuhan. Sehingga sebenarnya seseorang itu tidak ada kelainan hormon, tetapi dia berperilaku menjadi gay, lesbian yang menyimpang menyalahi kodrat Tuhan, tidak ada kelainan hormon menjadi gay atau lesbian.

Norma dan nilai di masyarakat menentukan peran gender yang mendasari tanggungjwab dan kekuasan serta perilaku. Peran gender (gender role) atau peran berdasarkanjenis kelamin adalah cara penilaian masyarakat dalam membuat batasan-batasan tentang arti menjadi perempuan dan arti menjadi laki-laki. Masyarakat beranggapan karena seseorang terlahir denganjenis kelamin tertentu maka is hares Lerfikir, berperasaan, bertindak tertentu pula termasuk masalah seksualitas. Akan tetapi kegiatan lain di masyarakat mtmgkin tidak sama. Hal ini disebabkan karena perbedaan kebiasaan hukum dan agama. Hal itu tergantung pula dari tingkat pendidikan, suku dan umurnya.

Kejadian selama ini norma dan nilai mendukung adanya hubungan yang tidak seimbang, tidak adanya kesempatan bagi wanita untuk menentukan sendiri kapan is hamil dan keinginan seks pada suaminya. Hubungan seperti ini layaknya hubungan antara laki-laki sebagai penguasa dan perempuan sebagai orang yang dikuasai. Laki-laki menunjukkan keperkasaannya sementara perempuan yang melayani. Hubungan ini tumbuh dan berkembang tidak secara otomatis. Ketimpangan seksualitas gender merupakan nonna dan nilai di masyarakat, maka pengalainan dalam hubungan seksual akan tidak seimbang. Dalam antropologi hubungan sosial memerlukan syarat-syarat tertentu agar tetap langgeng. Adapaun syarat utamanya adalah pencapaian tujuan. Prinsipnya kedua belah pihak bisa memberi apa yang dibutuhkan pihak lain. Seorang laki-laki bisa memberikan perlindungan, penghasilan, seksual dll. Sebaliknya iajuga menerima pelayanan dalam sejumlah situasi temlasuk seksual. Bila kedua belah pihak menerima maka hubungan penguasa dan yang dikuasai akan ianggeng. Hubungan ketimpangan in' perlu dikaji lehih dalam: Keti pang 1 yang diukur hanya dari luar bisa menyebabkan Has gender. Orang luar  yang memandang terjadi ketimpangan belum tentu kedua belahpihak yang terlibat memandang terjadi ketimpangan. Hubungan yang bermotif penguasa dan yang dikuasai tergantung path kedua belah pihak.

Bila salah satu pihak tidak mempermasalahkaruiya maka hubungan penguasa dan yang dikuasai akan terus terjalin dan langgeng (Hidayana M Irwan, dkk, 2004). Selain itu norma dan nilai di masyarakat mengajarkan seks adalah alamiah, kodrati, tidak perlu dikomunikasikan, tidak perlu dipelajari, akan tahu dengan sendirinya. Para orang tua menganggap kewajiban mereka mempertahankan nomia, tabu untuk membicarakannya. Akan tetapi adanya kemaj uan media massa dan mungkin karena mereka menyadari kebutuhan pengetahuan, informasi dan pendidikan seksual menuntut orang tua untuk menjelaskannya. Akan tetapi mereka terkadang kesulitan untuk menyampaikannya kepada anak mereka karena keterbatasan pengetahuan yang mereka miliki.
Anggapan yang keliru tentang fiungsi seksual perempuan terjadi karena peran gender. Adapun beberapa pandang yang keliru sebagai berikut:

1.    Tubuh wanita memalukan. Hal ini menyebabkan bila anak gadis  menanyakan seputar masalah seksual atau tentang perbedaan organ yang dimilikinya maka orang tua menganggap tidak layak untuk membicarakannya.

2.    Tubuh waruta milik pria. Dengan diberikannya mas kawin, laki-laki menganggap sudah memiliki tubuh istrinya sehingga laki-laki bisa berbuat apapun yang dia mau atas dasar kepemilikikannya tersebut. Yang benar adalah tubuh perempuan bukan milik lelaki. Perempuan berhak atas dirinya, mengambil keputusan bergaul sosial dengan siapa saja.

3.    Perempuan hanya punya sedikit gairah/dorongan seks. Hal ini menyebabkan adanya anggapan bahwa perempuan hanya sekedar melayani seksual suaminya, sehingga menyebabkan pria tidak memperhatikan kehidupan seksual istrinya.
Disamping itu terdapat suatu budaya khitan pada perempuan. Klitoris atau kemaluan wanita dipotong agargairah seksualnya menjadi sedikit atau berktvrang. Hal ini bisa membahavakan perempuan karena risiko infeksi.
Pada hakekatnya dorongan seksual antara pria dan wanita sama, akan tetapi dalam perjalanan kehidupan seksual rumah tangga bisa keterpaksaan akan membantu istri menjalani proses kehamilan dengan baik. Pemeliharaan kehamilan menjadi sangat terjaga.
Bebas kekerasan seks, pemaksaan. Kekerasan seks akan menghilangkan dorongan seksual istri. Menjalani kehidupan seksual
    tanpa paksaan dan kekerasan akan memungkinkan istri untuk dapat
    menikmati hubungan seksual.

KATA PENGANTAR
    
Puji syukur saya panjatkan ke hadirat Allah SWT yang telah memberikan nikmat iman dan islam kepada kita, sehingga saya dapat menyelesaikan makalah ini tepat pada waktunya. Shalawat dan salam semoga senantiasa tercurahkan kepada Nabi Muhammad SAW, keluarga, sahabat dan kita sebagai generasi penerusnya hingga akhir zaman.
         Penyusunan makalah ini bertujuan untuk mengangkat permasalahan permasalahankesehatan wanita dan dimensi sosial dan upaya  mengatasinya. saya mengucapkan banyak terima kasih kepada semua pihak yang telah membantu dan mendukung makalah ini.
saya sebagai penyusun menyadari bahwa dalam penyusunan makalah ini masih terdapat banyak kekurangan. Oleh karena itu, saya mengharapkan saran dan kritik yang membangun demi kesempurnaan makalah ini.
Semoga makalah ini dapat menambah wawasan dan bermanfaat bagi pembaca, khususnya bagi tenaga kesehatan dimasa kini.